Rencana pernikahan Peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda.
Meskipun demikian, catatan sejarah Pajajaran tersebut dianggap lemah kebenarannya, terutama karena nama Dyah Lembu Tal adalah nama laki-laki.
Linggabuana memutuskan untuk tetap berangkat ke Majapahit, karena rasa persaudaraan yang sudah ada dari garis leluhur dua negara tersebut.
Berangkatlah Linggabuana bersama rombongan Sunda ke Majapahit, dan diterima serta ditempatkan di Pesanggrahan Bubat.
Dengan makksud tersebut dibuatlah alasan oleh Gajah Mada yang menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat sebagai bentuk
Ia mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan mengakui superioritas' Majapahit atas Sunda di Nusantara.
Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gajah Mada oleh utusan Negeri Sunda yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit,bukan karena undangan sebelumnya.
Namun Gajah Mada tetap dalam posisi semula.
Terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar, melawan Linggabuana dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para pejabat dan menteri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu.
Akibat peristiwa ini pula, di kalangan kerabat Negeri Sunda diberlakukan peraturan esti larangan ti kaluaran, yang isinya diantaranya: tidak boleh menikah dari luar lingkungan kerabat Sunda, atau sebagian lagi mengatakan tidak boleh menikah dengan pihak timur negeri Sunda (Majapahit).
WIKIPEDIA.ORG
Catatan Penulis: Maka dari situ mulai ada pepatah mitos mengatakan bahwa laki-laki sunda dilarang menikahi wanita jawa.
Tapi seiring berkembangnya peradaban,mitos-mitos itu sudah tak menjadi kendala lagi, alias sudah dikesampingkan apalagi setelah masuknya
Alhamdulillah pada era sekarang ini,banyak sudah wanita-wanita jawa yang dipersunting kaum pria dari suku sunda,begitupula sebaliknya banyak kaum pria jawa menikah dengan wanita sunda,sebab suka maupun tidak suku sunda masih bagian dari jawa karena suku sunda ada dipulau jawa,hanya dibatasi oleh terotorial saja secara geografis maupun budaya banyak unsur kesamaan saja begitu pula halnya dengan bahasa hanya sebagian kecil dari perbedaanya,maka dari itu bersatulah wahai nusantaraku dibawah panji-panji kebesaran Bhinneka Tunggal Ika,seperti yang telah dipancangkan Maha patih Gajah Mada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalamu'alikum,Silahkan masukan komnetar anda
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.